Minggu, 26 Desember 2010

Bima Sakti di dalam diriku

Kerang kecil yang kupungut di pantai.
Kenapa dia berbentuk melingkar?
Yang memberitahu jawabannya adalah kamu.
Yaitu karena kilau bima sakti di malam hari.
Dan kilaunya membentuk kerang.

Telingaku juga seperti kerang itu.
Kupingku ingin mendengar suaramu.
Tapi ternyata kamu berada jauh di langit.

Beraneka bunga yang mekar di hutan.
Kenapa mereka begitu berwarna-warni.
Yang memberitahu jawabannya adalah kamu.
Itu karena matahari yang menyinari bumi dengan sinarnya.
Bunga itu terpesona dengan cahayanya.
Dan bunga-bunga yang melihat cahaya itu diliputi kecerahan dan memekarkan kelopaknya.

Sebenarnya cintaku juga mekar.
Tapi karena kau tak memandikanku dengan sinarmu.
Aku hanya menjadi sekuntum bunga tanpa warna.
Keajaiban di hatiku ialah ketika aku sedang mengingat kamu dalam kesunyian.
Seperti bima sakti membentuk lingkaran.




Kamis, 25 November 2010

Semoga Raga Selalu Menjaga


Satu-satu…
Kuuraikan kenangan tentangmu
Seiring waktu yang terus menjauh

Serta dirimu yang terus menghindariku
Satu-satu…
Kususun lagi rencana kehidupanku

Takkan pernah mati
Rasa dalam hati
Walau berat 'tuk sendiri
Jiwaku telah memilih
Semua menjadi kenangan
Rapi tersimpan…dibalik kenyataan


Sedang aku terus berjalan
Menelusuri makna-makna kehidupan
Kadang rindu dengar suaramu
Kadang ingin lihat rautmu
Sesekali haus belai lembutmu
Terus saja dahaga untuk kasihmu


Cinta…tetap ada disana
Terjaga indah, tak memaksa
Terangkum suci dibalik jiwa
Semoga raga selalu menjaga

Tanpa kamu…serta cinta yang dulu
Hanya kenangan yang terus terburai waktu




Untuk Semua

Terima kasih untuk semua manis yang pernah kita jalani bersama. 
Terima kasih untuk senantiasa jujur sejak mula kita menjalin rasa sayang hingga akhirnya terasa menyesakkan dada.
Tidak ada yang salah dengan kejujuranmu, tidak pula salah dengan cinta yang telah berlalu.
Tidak akan pernah ada dendam, atau sakit hati apapun namanya. 
Kekecewaan hanyalah urusan bagaimana kenyataan sekarang bisa bertahan.
Berikan aku kekuatan untuk berjalan di kegelapan hidup tanpamu.
Berikan aku kekuatan untuk bertahan di kehidupan tanpa ada kamu.





Selasa, 09 November 2010

Menunggu Lebih Menyakitkan

Cobalah kau camkan satu hal ini dariku.
Bagiku, keberadaanmu itu sudah bukan lagi sekedar orang biasa yang kutemui sekilas di pinggir jalan.
Lalu, kaupun sudah menjadi orang yang sangat berharga bagiku.
Rasa sakit yang kau rasakan juga menjadi rasa sakit yang akan kurasakan.
Karena itulah aku menunggumu.
Meski menunggu itu lebih sakit jika dibandingkan saat kau meninggalkan aku.
Meskipun begitu aku akan tetap menunggumu.
Menunggumu selalu dengan tersenyum.




Kau Tidak Akan Pernah Mencintaiku

Maaf, aku akan menutup pintu hatiku.
Mungkin aku tak akan membukanya lagi.
Setidaknya dalam waktu dekat ini.
Aku tak tahu apakah ini hanya untukmu atau juga yang lain.
Kau membohongiku.
Kau menduakanku.
Kau sakiti aku dengan sangat menyakitkan.
Aku lelah sekali.
Menunggu dan mencintaimu.
Aku lelah sekali.
Kau tahu aku menyayangimu, tapi kau tetap tak peduli.
Walau kadang kau membuatku tertawa dan bahagia, kau tidak mencintaiku.
Mungkin kau tidak pernah mencintaiku.
Mungkin saja kau tidak akan pernah mencintaiku.




Aku Tak Tahu

Setiap aku melihatmu.
Hatiku selalu kacau.
Sekilas kukira aku membencimu.
Yah, kau memang masa laluku.
Tapi aku tak tahu.
Aku tak mengerti mengapa setiap melihatmu aku begitu ingin memelukmu.
Aku merasa sangat merindukanmu.
Hanya kau yang paling kusayangi.
Tidak ada yang lain yang selalu kucintai selain kamu.
Walau kau sangat jauh sekali.



Senin, 16 Agustus 2010

Kenyataan

Hidup ini sudah hancur. 
Semuanya berantakan. 
Sejak awal memang sudah begini. 
Hancur berantakan. 
Tapi aku menyimpan sedikit harapan kecil yang sederhana. 
Kalau boleh, aku ingin kau selalu tersenyum saat melihatku. 
Agar kehidupan bobrok yang kujalani ini tidak segera membunuhku. 
Agar dunia yang aneh ini bisa lebih kumengerti. 
Bolehkah aku memiliki harapan itu? 
Hanya sekedar harapan , tidak lebih. 
Karena aku tahu, orang hina tak pantas berharap banyak.




Rabu, 11 Agustus 2010

Mungkin Aku Akan Menyerah

Bukankah kau telah melihatnya?
Aku melakukannya.
Tangan kananku memegang bara api itu di depanmu dan teman-teman kita.
Semua itu demi dirimu.
Meski aku harus merasakan sakit dan terluka.
Tapi mengapa kau begitu?
Aku tak tahu harus berkata apa lagi.
Aku tak tahu harus bagaimana lagi.
Kepalaku pusing.
Mungkin aku akan menyerah.




Masa Depan Itu Apa?


Masa depan itu apa?
Apakah itu impian?
Apakah itu mimpi?
Katakan padaku!

Masa depan itu apa?
Apa semua orang punya masa depan?
Apa masadepan adalah akhir hidupku?
Jawab aku!

Masa depan itu apa?
Masa depanku seperti apa?
Masa depanmu seperti apa?
Tahukah kau?

Masa depan itu apa?
Saat ini aku terluka!
Aku pasti mati.
Lalu apa itu masa depan?

Masa depan itu apa?
Apakah kebahagiaan yang kekal adalah masa depan?
Apakah penderitaan juga masa depan?
Tolong beritahu aku!

Masa depan itu apa?
Sesunguhnya aku sangat takut menghadapi masa depan.
Aku takut sekali.
Kumohon, jawablah!

Masa depan itu apa?
Sekarang saja aku begitu menderita.
Selalu sendiri, sepi dan menangis.
Bagaimana dengan masa depanku?

Masa depan itu apa?




Senin, 19 Juli 2010

Apa Kau Yakin?

Wajahnya berubah total sejak mengetahui keadaan sesungguhnya.
Aku tidak punya waktu untuk berlama-lama lagi di sini.
Dia kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya.
Dia pasti sangat terluka sekarang.

Aku seharusnya ada bersamanya saat dia terluka.
Itulah artinya teman.

Tidak pernah kumembayangkan yang seperti ini terjadi kepadanya.
Bagaimana aku bisa hanya duduk saja di sini saat keadaanya seperti itu.
Tapi aku khawatir tak ada yang bisa aku lakukan.

Dia kehilangan kekasih di depan matanya sendiri.
Dan aku tahu itu terjadi.
Aku harus segera kesana sebelum hatinya hancur.

Frere, kau tidak apa-apa kan?
Aku minta maaf.
Kau selalu ada untukku.
Rasa sakit yang kau rasakan sekarang menghancurkan hatiku.




Rabu, 30 Juni 2010

Seperti Kesedihan dan Kesepian dalam Hidupku

Malam ini hujan turun lagi.
Entah hujan keberapa yang pernah kulihat dalam hidup.
Aku tak bisa menghitungnya.
Terlalu banyak.
Seperti kesedihan dan kesepian dalam hidupku.
Terlalu sering kurasakan.




Sampai Mati



Apa yang kurasakan ini adalah kebosanan?
Rutinitas menyebalkan selalu saja membuat hati dan tubuhku lelah. 
Selain itu kau juga kesepian. 
Entah aku yang hina ataukah memang mereka terlalu mulia untuk bersamaku. 
Teman-teman... 
Sahabat... 
Saudara... 
Mereka terasa begitu jauh. 
Rasanya aku akan selalu sendiri sampai mati.




Hahaha...


Rasanya.
Waktu kukira aku sudah akan meraihnya.
Sekali lagi ia meloloskan diri dari genggamanku.
Selalu saja begitu.

Dan kali ini.
Waktu kukira sudah berhasil mendapatkannya.
Aku malah dihempaskan olehnya.

Hahaha...
Sepertinya Tuhan membenci manusia yang berdosa.
Apa aku akan terus hidup seperti ini selamanya?

Hei...
Aku...
Dari dulu...
Ada sesuau yang ingin kukatakan padamu.
Tapi tidak bisa karena terlalu takut mengucapkannya.
Aku Cinta Padamu.




Bodohnya Aku Ini


Kepalaku penuh sekali sampai-sampai aku tak tahu harus mulai berfikir dari mana.
Sejak semalam aku terus berfikir.
Kupikir aku mengerti.
Tapi justru karena tidak mengerti.
Waktu itu, lalu sekarang.
Bodohnya aku ini.
Tidak berkembang sedikitpun dari waktu itu.
Kupikir kalau aku pergi ke luar, kabut di dalam hatiku akan sedikit terbilas hujan ini.
Tapi setiap butir air yang mengenai wajahku sekarang rasanya sangat menjengkelkan.
Ketidakmampuanku untuk merasakan kebahagiaan membuatku merasa kesepian.
Pedih.




Tentang Dirimu


Kalau ada yang bilang suka tentang orang yang kita sayang, rasanya menyenangkan.
Begitupun sebaliknya.
Menyebalkan sekali kalau ada yang berkata buruk tentang orang yang kita cintai.
Walaupun hanya waktu tidur, aku bisa dekat dan merasa dia dekat.
Saat membuka mata, entah mengapa ia terasa jauh.
Dan membuat aku kesepian.




Jumat, 28 Mei 2010

Aku Akan Menjadi Hampa

Sepertinya hubungan kita sudah tidak berarti lagi.
Dan kita akan berpisah.
Karena itu, ini pasti sebuah takdir setelah memahami sesuatu dengan hati.

Aku tak berharap kau berhenti marah.
Atau juga tak membenciku.
Tapi, jangan terlalu memaksakan diri untuk meninggalkanku sampai kau melupakanku.

Sama saat seperti kau kehilangan dia yang berharga bagimu.
Jika aku kehilangan dirimu.
Aku akan menjadi hampa.





Itulah Alasannya.

Pada hari itu.
Aku tahu bahwa ada sedikit kebohongan dalam kata itu.
Kau berkata "Aku tidak bisa berubah."
Tapi kau melakukannya.
Yaitu mengubah dirimu demi dia.

Aku memahaminya.
Ya, kau benar-benar mencintainya.
Sesungguhnya aku percaya padamu.
Semua orang akan mempunyai perasaan cinta yang hilang begitu saja.
Namun, tidak seorangpun melihatmu yang sesungguhnya.
Pada setiap perbuatanmu dan perkataanmu yang mencintai dia.
Meski demikian, aku menghormati hal itu.

Itulah alasannya.
Aku bersumpah pada diriku untuk menjadi teman terdekatmu.
Jika kau bersedih, aku akan ikut bersedih.
Jika aku gembira, aku akan berbagi denganmu.
Jika kau tersesat, aku akan membimbingmu.
Jika kau buat kesalahan, aku akan memaafkanmu.
Jika dunia mengejekmu, aku akan menjadi tempat perlindunganmu.






Minggu, 25 April 2010

Maafkan Aku


Kurasa lebih baik kita tak bertemu lagi.
Aku menulis ini untuk mengatakan itu.
Aku...
Aku sayang padamu.
Dan kau amat berharga bagiku.
Dan aku bermaksud berusaha...
Menjadi seseorang yang berguna agar tak percuma mengaku sahabatmu.

Ternyata aku salah besar.
Sekeras apapun usahaku.
Dan meski aku mengaku sahabatmu.
Aku bukan sahabat bagimu.

Maafkan aku.
Aku sangat kesepian.
Aku tak ingin sendiri.
Aku ingin ada seseorang di sampingku.
Maafkan aku.




Aku mulai layu, hampir mati.


Aku memang bukan penyair.
Tulisanku tidak puitis.
Kata-kataku juga tidak memesona.
Aku hanya ingin menulis agar kau tahu-atau bahkan kau sadar.

Aku mulai layu, hampir mati.

Entah telah berapa lama aku tidak melihatmu.
Aku jadi sangat merindukanmu.
Aku tak bisa tidak memikirkanmu.
Aku sampai selalu memimpikanmu.




Kau Dan Aku Bagaikan Matahari Dan Kehidupan Bumi


Aku bertanya padamu.

Kalau kau tidak melihat cahaya dan ia tidak terlihat, apakah itu berarti matahari benar-benar ada?

Kau menjawab

Mungkin matahari sedang sembunyi di balik awan.

Lalu aku bertanya lagi.

Apa yang akan terjadi jika matahari sembunyi? Tumbuhan mati yang berarti hewan dan manusia akan mati.

Kau menjawab.

Suatu saat nanti awannya pasti akan pergi.

Kemudian aku mengatakan.

Dinosaurus punah karena awan terlalu lama menutupi matahari.

Setelah itu itu aku bertanya lagi.

Apakah matahari memberikan sinarnya untuk kehidupan di bumi karena dia ingin melakukannya atau karena dia harus melakukannya? Atau karena ini adalah takdir?

Kau menjawab.

Karena harus.

Tapi kau juga menambahkan.

Karena takdir.

Dan aku hanya berpesan kepadamu pada akhirnya.

Tetaplah menjadi orang baik.




Cerita Malam


Suatu malam aku terbangun.
Aku berjalan meninggalkan kamarku.
Entah itu nyata.
Atau hanya ada dalam anganku.
Tempat itu sangat gelap.
Benar-benar gelap di tengah kegelapan malam.
Sampai kulihat ada cahaya di satu sudut.
Kupikir aku benar dengan mengikuti arahnya.
Aku sendiri bingung gelap dan sunyi.
Lalu aku mengikuti cahaya itu.
Memang di sana aku mendapat kesenangan.
tapi aku ragu apakah itu baik?
Hati kecil menolak dan ingin pergi.
Tapi kemana aku harus pergi?
Dan akhirnya dalam kesedihan kumemilih kehancuran sebelum aku hancur dengan menyedihkan.




Betapa pilihan menyedihkan!

Hidup adalah pilihan.
Semua orang setuju.
Memilih diantara pilihan yang tersedia.

Lalu, bagaimana kalau tidak ada pilihan yang kau mau?
Kalau semua pilihan akan menyakitkan?
Apa kau akan memilih?
Kau tidak punya pilihan selain yang telah disediakan.

Mungkin kau bisa saja dengan bijak mengatakan pepatah.
Atau menceramahi aku dengan retorika yang indah.
Tapi jika kau tahu apa saja yang bisa kupilih.
Mungkin kau akan memilih mati.

Cobalah mengerti perasaan orang lain.
Hidup dan pilihan setiap orang berbeda-beda.
Kalau kau bisa bicara seenaknya tentang kehidupan seseorang.
Kalau kau bisa seenaknya menganggap orang lain seperti apa.

Padahal kau tidak tahu apapun tentang hidupnya.
Padahal kau tidak merasakan apa yang dialaminya.

Betapa pilihan menyedihkan!




Membosankan

Apa kau tahu bagaimana rasanya?
Sedih...
Sepi...
Sendiri...
Itulah hidupku.
Hidup yang membosankan.

Kesedihan...
Kesepian...
Kesendirian...
Bagaimana seandainya kalau kau merasakan hal itu?
Kukatakan, hal itu sangat menyakitkan.

Apa kau tahu?
Tidak ada yang bisa hidup sendiri.
Tapi tidak ada yang bisa menolak takdir hidupnya.
Kau tidak akan tahu bagaimana rasanya sampai kau merasakan hal itu.
Kuingatkan sekali lagi, hal itu sangat menyakitkan.




Minggu, 18 April 2010

More Fruits of Solitude

Kematian hanyalah sekedar menyeberangi dunia, seperti teman yang menyeberangi lautan; mereka masih hidup dalam diri masing-masing.  Karena mereka perlu ada, cinta dan hidup dalam apa yang tidak terikat ruang dan waktu.  Di dalam kaca Illahi ini mereka saling berhadapan; dan bebas berbicara, karena mereka roh murni. Inilah penghiburan para sahabat, bahwa kendatipun mereka dinyatakan mati, namun persahabatan dan pertemanan mereka, dalam arti yang paing baik, masih selalu ada, karena abadi.


Willian Penn




Rabu, 07 April 2010

Kau Tak Peduli Padaku


Padahal aku selalu merindukanmu.
Padahal aku selalu berdoa demi kebahagiaanmu.
Padahal aku selalu mencemaskanmu.
Padahal aku selalu memikirkan dirimu.
Padahal aku selalu berusaha jadi yang terbaik.
Padahal aku selalu memberikan apa yang kau mau.
Padahal aku selalu melakukan segalanya untukmu.
Padahal aku selalu ada saat kau membutuhkan.
Padahal aku selalu hadir ketika kau panggil.
Padahal aku selalu menyayangimu.
Padahal aku selalu tahu.
Kau tak peduli padaku.




Dimanakah Aku Bisa Temukan Bahagia?

Dimanakah aku bisa temukan bahagia?
Seseorang yang akan ada dalam kehidupanku.
Menemani aku dalam sepi.
Juga bersamaku saat senang.

Dimanakah aku bisa temukan bahagia?
Aku sudah mencoba semua.
Segala hal telah kulakukan.
Bahkan nyawa ini aku relakan.

Dimanakah aku bisa temukan bahagia?
Betapa jauh jarak yang kutempuh untuk menemukannya.
Sebanyak apa yang kumiliki kuberikan agar mendapatkannya.
Namun tetap saja aku begini.

Dimanakah aku bisa temukan bahagia?
Aku tak mau menderita lebih dari ini.
Aku juga ingin bahagia.
Aku ingin bahagia




Lagi

Lagi...
Setiap kesedihan dan kepedihan aku rasakan.
Aku menuangkan isi hatiku ke dalam puisi.
Agar jika suatu saat nanti aku mati, maka orang lain akan mengetahui sesuatu tentang aku.
Tentang orang yang malang.

Aku tersakiti.
Aku terluka karena cintaku.
Rasa sayangku membuat aku seperti berada di neraka dunia.
Penuh penderitaan.
Dan itu amat sangat menyakitkan.

Lalu aku juga tak mampu melepaskan diri dari itu.
Aku hanya menerima hal itu meski sakit dan perih.




Menyisakan Apa Yang Tersisa

Matahari telah tenggelam di kaki langit.
Menyisakan malamyang diiringi hembusan angin dingin.

Sebungkus rokok telah kosong.
Menyisakan abu dan puntung yang berserakan dimana-mana.

Sebotol vodka tergeletak disana.
Menyisakan beberapa tetes isinya di atas meja.

Pertemuan itu juga seperti biasa.
Menyisakan rasa sakit mendalam di hatiku.

Air mataku sudah mengering.
Menyisakan luka yang tak kan sembuh.

Silet yang baru saja kubeli.
Menyisakan darah dan luka di lenganku.

Semua terasa sudah berakhir.
Menyisakan apa yang tersisa.

Harapan ikut pudar.
Menyisakan kehampaan.




Karena itu aku akan menunggu.



Kata yang terakhir tak terucap karena kau pergi begitu saja di hadapanku.
Aku tidak dapat mendengarnya.
Aku telah salah.
Aku tidak perlu mendengarnya dari awal.
Karena jawabannya ada di depan mataku.


Aku tidak salah orang.
Bagaimanapun aku melihatnya.
Kau meninggalkanku.




Aku mungkin punya banyak pertanyaan.

Tidak.!
Aku tidak punya pertanyaan.
Jika kau tidak memberitahuku sampai sekarang kau pasti punya alasan.
Dan aku menghargai itu.
Aku tidak tahu bagaimana aku harus bertanya.
Aku tidak tahu dengan cara apa aku harus bertanya.
Tanpa menyusahkanmu.
Atau membuatmu merasa tidak enak.
Karena itu aku akan menunggu.
Sampai kau ingin mengatakannya padaku.
Sampai kau merasa baik-baik saja mengatakannya padaku.
Sampai kau merasa tidak perlu mengatakannya padaku.


Aku tidak pandai bicara.
Tapi seseorang mengatakan sesuatu padaku tentangmu.
Dan aku merasa tenang setelah mendengarnya.
Terima kasih telah meninggalkanku.


Rasanya...!
Aku telah kembali menjadi aku yang sesungguhnya.



Minggu, 28 Maret 2010

Sahabat (Menyedihkan)!


Apa aku sahabatmu?
Apakah aku temanmu?
Atau aku hanya kenalanmu?

Jawablah.
Aku tak tahu jawabannya.

Hanya kenalan, sama saja tidak berarti.
Hanya teman, sama saja tidak berharga.

Hubungan kita sebenarnya apa?
Aku tidak pernah membayangkan bahwa kita hanya teman bermain.
Menyedihkan.
Dengan ikatan seperti ini.

Apakah kau bisa menjadi sahabat seseorang hanya dengan menanyakan siapa namanya?
Dengan mengetahui namanya, apa kau pikir telah menjadi sahabatnya?

Sahabat bukan hanya sebuah kata.
Sahabat itu penuh makna.
Aku ingin tahu, bagaimana menurutmu?

Baiklah.
Maukah kau tunjukkan padaku, Sahabatku?
Sebentar saja, sesuatu tentang dirimu.
Aku ingin mengenalmu lebih jauh, Sahabatku.
Dan lebih banyak waktu lagi untukmu dan aku.
Kita bersama dalam ikatan persahabatan.
Inilah pilihannya, sahabatku.






Aku Salah Besar

Kurasa lebih baik kita tak bertemu lagi... 

Aku ingin mengatakan itu... 

Aku suka padamu... 

Dan aku bermaksud berusaha... 

Menjadi seperti yang kau inginkan agar tak percuma menjadi kekasihmu...

Ternyata aku salah besar... 

Sekeras apapun aku berusaha... 

Dan meski aku menjadi pacarmu... 

Aku tak bisa membahagiakanmu...





Jumat, 19 Maret 2010

Kau Dan Aku


Sesungguhnya aku tahu. 
Ikatan itu telah putus. 
Kau melepaskan janjimu. 
Tentu kau masih ingat janjimu tentang ikatan abadi. 

Selama ini aku sangat naif. 
Meski dunia berteriak dan berteriak. 
Kututup mata dan telinga. 
Aku acuhkan semua karena kau terlalu berarti. 

Namun saat kulihat kenyataan. 
Aku baru sadar tentang pilihan kita. 
Kita telah menempuh jalan masing-masing. 
Kau dijalanmu dan aku dalam pilihanku.




Rabu, 17 Maret 2010

Bisakah Kita Menyatu Tanpa Perasaan Cinta?


Aku menyayangi.
Tapi aku disia-siakan.
Banyak yang menyayangiku
Dan aku mengabaikannya.


Aku selalu berharap.
Aku ingin bersama.
Aku tahu ini salah.
Karena denganku bukanlah sebuah kebahagiaan.


Mereka mencintaiku.
Aku ada di sisi mereka dan menyakiti.
Mereka mencari dan menungguku.
Aku melupakan dan meninggalkan mereka.


Apakah ini karma?
Apakah ini takdir?
Apakah ini pilihan?



Selasa, 16 Maret 2010

Baiklah


Baiklah... 

Kalau itu maumu... 

Akan kutinggalkan diriku... 

Demi dirimu... 

Kumakan hatiku...



Jumat, 12 Maret 2010

Rasanya Hatiku Lelah Sekali


Rasanya hatiku lelah sekali.
Aku sendirian.
Aku kesepian.
Aku kesakitan.

Tidak keluargaku.
Tidak ibuku.
Tidak kakakku.
Tidak sahabatku.
Tidak temanku.
Tidak kekasihku.
Aku menghadapi dunia sendirian.
Mereka bahkan tidak tahu akan halku.
Tak ada seorangpun disisiku.
Aku berjalan dalam kegelapan ini sendirian.
Begitulah penglihatanku.

Seseorang, tolong aku!
Aku tersesat di lorong hatiku.
Entah mana jalan yang harus kutempuh.
Aku selalu mencari jawaban.
Tapi tak sekalipun aku mendapatkannya.

Aku hancur lebur didera rasa.
Tak ada kawan.
Seolah semua adalah lawan.
Akankah aku bertahan tanpa teman.
Aku rasa aku akan segera mati.




Rabu, 10 Maret 2010

Dan Kau Jauh

Kau jauh.
Kini kita tak lagi bersama.
Kita putuskan jalani jalan masing-masing.
Entah dengan ikatan itu atau tidak lagi.

Kau jauh.
Aku kehilanganmu.
Aku harap dapat melihatmu sebentar saja.
Tapi kau jauh.

Kau jauh.
Walau sebenarnya sangat dekat.
Yach, meski dalam arti tertentu.
Aku merindukanmu.

Kau jauh.
Apakah kau baik-baik saja di jalanmu?
Aku harap kau juga merindukanku.
Aku tak berharap lebih dari itu.

Kau jauh.
Aku benar-benar tahu bahwa kau jauh.
Kau setengah hatiku, setengah semangatku.
Dan kau jauh.




Rabu, 03 Maret 2010

Kehilangan Dirimu

Kau telah menemukan cintamu.
Kau telah bahagia bersamanya.
Kau telah lengkapi hidupmu.
Kau telah lupa akan keberadaanku.

Ada aku disini!

Kini dirimu tak lagi membutuhkanku.
Kebahagiaanmu adalah bersamanya.
Dengan dia.
Dan kau mengatakan itu padaku tanpa mencoba mengetahui bagaimana aku setelah keputusan hatimu.
Seolah selesailah hubungan kita karena kau berhasil memilikinya.
Seolah kau bosan dan juga tak perlu aku lagi.
Sampai akhirnya kau meninggalkanku yang terus bersedih menatap kepergianmu.

Ada aku.!

Apa selama ini aku tak berarti apapun untukmu?
Tapi aku tak ingin mengganggu kebahagiaanmu.
Biarlah kucari bahagiaku sendiri.
Teruslah kau hidup agar aku tetap hidup.




Jumat, 19 Februari 2010

Untuk Frère dengan banyak Cinta

Mereka semua berdatangan.
Mereka mencoba membuatku tertawa.
Mereka mengajakku bermain.
Sebagian bermain untuk bersenang-senang dan sebagian untuk dikenang.
Dan kemudian mereka pergi.
Meninggalkan aku di tengah reruntuhan permainan.
Tanpa tahu yang mana harus dikenang dan yang mana untuk sekedar bersenang-senang dan meninggalkanku dengan gema dari tawa yang bukan milikku.

Lalu, kau datang.
Dengan caramu yang lucu.
Tidak seperti orang lain.
Dan kau membuatku menangis.
Dan tampaknya kau tidak peduli meski aku menangis.
Kau bilang permainan sudah selesai.
Dan menunggu sampai seluruh air mataku berubah menjadi kegembiraan.




Dear Frère.

Aku tidak tahu bagaimana memulainya, tapi kupikir aku ingin bunuh diri.  Aku sudah memegang pil-pil itu.  Pil-pil itu sudah ada di sini dan yang harus kukerjakan hanya tinggal menulis surat ini. Aku merasa begitu sendirian, Frère.  Tampaknya tidak ada yang beres bagiku dan aku sudah lelah sekali mencoba.  Inilah satu-satunya tindakan yang masuk akal.

Aku ingin menulis ini dulu untukmu.  Aku ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang telah kamu lakukan untukku.  Aku tahu kamu sudah bersusah payah berkali-kali dan aku merasa terhormat membayangkan bahwa kamu mau melakukan itu.  Aku ingin kau tahu bahwa aku selalu merasa berterima kasih.  Aku menyesal bahwa segala sesuatunya tidak ada yang beres.  


Dengan Penuh Cinta, Ilonk