Selasa, 22 September 2009

Sudikah engkau jadi sahabatku?

Gemetar tanganku ketika mula-mula menulis surat ini. Hatiku memaksaku menulis, banyak yang terasa, tetapi setelah kucecahkan penaku ke dawat, hilang akalku, tak tentu dari mana harus kumulai
Mengapa hal ini saya adukan kepadamu?
Itupun saya sendiri tak tahu, cuma hati saya berkata, bahwa engkaulah tempat saya mengadu...
Terimalah saya menjadi sahabatmu yang baik. Supaya dapat saya mengadukan hal-halku, untuk mengurangi tanggungan hati. Sebab memang sudah biasa kegembiaraan dapat ditelan sendiri-sendiri dan kemalangan menjadi kurang, bila dikatakan pada orang lain.
Sudikah engkau jadi sahabatku?
Saya akui saya orang dagang melarat dan anak orang terbuang yang datang dari negeri jauh, yatim dan piatu. Saya akui kerendahan saya, itu agaknya yang akan menangguhkan hatimu bersahabat dengan daku. Tapi, meskipun bagaimana, percayalah bahwa hatiku baik. Sukar engkau akan bertemu dengan hati yang begini, yang bersih lantaran senantiasa dibasuh dengan air kemalangan sejak lahirnya ke dunia!




Hanya Untukmu

Aku menulis beberapa kata
Beberapa kalimat
Beberapa tulisan yang tak terhitung jumlahnya
Untuk kamu
Agar kamu mengetahui hati dan perasaanku
Aku menyayangimu
Aku mencintaimu
Namun ternyata, semua ungkapanku belum cukup
Entah berapa banyak lagi aku harus menulis
Hanya itu yang dapat kulakukan hanya untukmu
Aku beginipun hanya untukmu
Untukmu dan hanya untukmu




Kali Ini

Tangga lagu dalam hatiku setiap saat berubah
Inilah lagu yang mewakili sebagian perasaan terdalamku
Yang kusukai sekali
SEMAKIN SENDIRI
Semakin lama kurasa semua ini semakin tak nyata
Kehidupanku bagaikan mimpi yang kutunggu 'tuk terbangunkan
Tak ada yang mengerti kumerasa semakin sendiri
Bagaikan rumput kecil yang tumbuh di gurun pasir yang sepi

Sendiri... Hatiku semakin merasa sepi
Tak ada yang mau coba mengerti tentang keadaan yang kurasakan
Kurindu... Rindu akan belaian cinta
Hanya cintalah yang bisa memberi kedamaian di jiwa




Kuharap ini tersampaikan padamu

Letih sekali rasanya
Menjalani hidup dengan terus memikirkannya
Aku rela
Agar dia menjadi apa yang kumau
Seorang baik dan menyenangkan
Tak lebih
Itu cukup untukku
Kuharap ini tersampaikan padamu
Dariku yang menyayangimu



Cinta

Cinta tumbuh
Memberikan rasa bahagia
Melewati hari-hari bersamanya
Tertawa bersama
Menyenangkan
Namun saat tiba-tiba cinta melukai
Hati remuk teriris hancur
Air mata mengalir
Kesedihan melanda
Hidup bagai tanpa arti
Semua yang telah dilalui tinggal kenangan
Mungkinkah hati yang terluka bisa kembali seperti semula?
Sekedar hanya untuk tersenyum dengan tulus
Adakah obat untuk menyembuhkan luka itu?
Agar mampu menahan perih di dada dengan ikhlas
Apakah cinta selalu berakhir begini?
Mengapa cintaku selalu berakhir begini?



MIMPIKU

Tadi malam aku bermimpi...
Aku memimpikannya...
Ia datang kembali dalam kehidupanku setelah sekian lama tak bertemu...
Tetapi itu pertemuan terakhir...
Setelah itu dia akan pergi dan tak akan kembali...
Mungkin aku tak bisa melihatnya lagi...
Dalam mimpi pun aku hanya sekilas melihat wajahnya...
Rautnya menunjukan sesuatu yang tak terkatakan...
Entah apa maknanya...
Aku sangat bingung...
Aku memikirkannya...
Aku selalu memikirkannya...
Dalam nyanyian-nyanyian yang aku nyanyikan...



Begitu berharga

Manusia mati sendirian...
Dan menghilang
Juga masa lalu serta kehidupan saat ini. Lalu, bersama dengan masa depan...
Diantara orang matipun, ada cita-cita yang mereka kejar...
Tapi, bagi siapapun juga ada sesuatu yang berharga yang sama nilainya dengan itu
Orang tua, Saudara, Teman serta Kekasih dan Teman Satu Desa, orang -orang yang benar-benar berharga bagi diri sendiri...
Ikatan dengan orang-orang yang berharga yang saling percaya dan saling menolong, yang sudah ada sejak lahir...
Kemudian...
Benang ikatan itu mengikuti jalannya waktu menjadi tebal dan kuat...
Tak bisa dijelaskan dengan teori!
orang yang memiliki benang tersebut mengerti hal itu...
Karena begitu berharga...



Sahabat

Apa yang disebut takdir manusia hanya sesuatu yang berarak seperti awan dalam arus yang telah ditetapkan...?
Atau, sesuatu yang bisa dipilih atas kemauan sendiri dengan menaiki arus tersebut...?
Hal itu masih belum begitu kumengerti
Keduanya mungkin saja akan sampai di akhir yang sama...
Hanya saja, saat memilih cara kedua...
Seseorang bisa berjuang mengejar tujuan hidupnya
Itulah perasaanku saat ini...
Sahabatku...
Hari ini, burung-burung terbang bebas dengan perasaan yang terlihat benar-benar bahagia



Aku menunggu

Aku menunggu...
Walau mungkin tak akan pernah tiba saatnya...
Sekarangpun aku masih menunggu untuk mengatakannya...

Meski bukan sebagai saudaramu...
Biarpun hanya saudara angkat...

Sebagai seorang teman...

Aku ingin menyampaikan kata-kataku yang terakhir padamu...

Karena kutahu kau tak akan dan tak mau lagi mendengar dariku...

Aku mohon...
"Percayalah padaku....!"



Senin, 14 September 2009

Lupakan saja

"Mungkin ini bukan apa-apa buatmu.
Tapi bagiku dia temanku."
"Apa seorang teman akan melukai rekannya? Lihat keadaanmu sekarang!
Apapun yang kau lakukan dia tak akan berubah.
Diminta seperti apapun...
Akhir'a dia tak akan kembali sama sekali...
Yang tersisa di akhir penderitaan adalah rasa tak berdaya sendiri...
Dan penyesalan...
Aku tak ingin...
Membuatmu melalui jalan yang sama denganku...
Menyerahlah tentang dia
Cepat atau lambat, memang begini takdir kalian
Jangan menderita lagi...
Lupakan dan buang saja..."